merintis desa wisata
merintis desa wisata - Dari sentra kerajinan kuningan di desa Cindogo dan Jurang sapi, kecamatan tapen, sisca dan teman-teman akan melanjutkan perjalanan menuju kecamatan Wonosari, sekitar 15 Km masuk ke arah selatan dari pasar Wonosari, ke desa Lombok Kulon untuk melihat sebuah rintisan wisata baru yaitu wisata desa organik (organic tourism village) , yang juga menjadi ikon wisata unggulan kabupaten Bondowoso selain kawah ijen, gunung raung dan desa wisata sempol. Jalan akses dari pasar Wonosari menuju desa Lombok kulon cukup bagus untuk dilalui kendaraan roda empat, sepanjang perjalanan terasa suasana pedesaan yang tentram dan asri. Di sana kita akan menemui Pak Baidhowi, yaitu ketua Pokja desa Lombok Kulon sekaligus sebagai perintis desa organik ini.
Kami bertemu pak Baidhowi di pondok Laranta miliknya dan bercerita bahwa dulunya mulai merintis konsep desa organik ini pada tahun 2007. Tidak mudah pada awalnya untuk menyadarkan masyarakat disini yang sudah terbiasa menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia untuk pertanian, peternakan dan perikanan. Di tahun 2009 baru setengah hektar saja tanah pertanian saja yang menggunakan konsep organik, sebagian besar belum. Mereka beralasan bila menggunakan konsep organik kuatir hasil pertanian mereka akan turun dan kurang praktis penerapannya. Padahal, dengan pemakaian pupuk dan obat-obatan kimia itu jangka panjangnya akan menyebabkan tanah pertanian tidak subur dan adanyanya kandungan kimia dari hasil pertanian dan lainnya yang jangka panjangnya tidak menyehatkan bila di konsumsi. Melihat besarnya potensi konsep organik bagi perekonomian desa ini, saya tidak menyerah dan terus berusaha. Perlu waktu 4 tahun untuk mengubah pola pikir masyarakat, baru pada tahun 2013, sudah mulai ada kemajuan perubahan yaitu peningkatan jumlah lahan pertanian yang menerapkan konsep organik menjadi 25 hektar, meskipun dari hasil uji lab baru 11 hektar yang benar-benar menerapkan, sisanya masih campuran organik dan kimia. Tapi, tidak masalah, setidaknya sudah terlihat ada kemauan untuk berubah dari masyarakatnya. Barulah kemudian di bulan Juni 2013 hasil produksi pertanian dari lahan 25 hektar dinyatakan benar-benar organik dan telah mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi organik seloliman (lesos) dengan kategori sebagai kawasan dengan sistem produksi organik. Disini ada 4 kluster sebagai penunjang kegiatan desa wisata, yaitu sumber daya manusia (SDM), pertanian, Perikanan, atraksi dan kuliner. Masing-masing kluster memiliki peran sesuai bidangnya. Anggotanya sekitar 125 orang yang terdiri dari pemuda dan pelajar desa setempat yang akan jadi pemandu para pengunjung menelusuri setiap sudut desa. Kami di ajak pak Baidhowi untuk melihat langsung penerapan konsep organik mulai dari padi, sayur-sayuran, buah-buah dan perikanan. Tidak hanya melihat hasilnya saja, pengunjung juga bisa belajar langsung bagaimana menanam sayur-sayuran organik dibawah bimbingan pokja, memetik buah-buahan, belajar perikanan organik seperti budidaya lele, nila, patin dan koi, juga pembuatan pupuk organik. Selain menyediakan hasil alam pengunjung juga bisa berkuliner menikmati masakan yang disediakan oleh warung-warung yang ada disini, jangan kuatir dijamin semua masakan disini dari hasil organik dan menyehatkan, kata pak Baidhowi.
Sungai ini relatif tenang atau arusnya tidak besar pada musim kemarau dan berarus besar pada musim penghujan bahkan bisa menimbulkan banjir. Shelter point wisata raffting ini dibangun persis disebelah jembatan kira-kira 3 Km dari pasar Wonosari, sekaligus sebagai start. Waktu tempuh menyusuri aliran sungai ini kira-kira sekitar 2-3 jam dengan panjang lintasan 14 Km, dengan berbagai jenis jeram/arus sungai mulai dari kecil hingga besar cukup untuk memacu adrenalin. Sepanjang perjalanan juga disuguhi pemandangan tebing-tebing yang ada ditepi sungai seakan kita masuk melewati sebuah terowongan/gua tanpa atap, sesekali juga terlihat beberapa gua tempat sarang kelelawar, kera-kera liar dihutan tepi sungai dan 3 air terjun. Wisata ini dipandu dengan tim rescue dan guide yang telah berpengalaman dan bersertifikat, jadi jangan kuatir meski masih pemula. Pengunjung pun bisa coba atraksi lompat dari tebing bila berani dan tentunya semua pengunjung telah diasuransikan.
Desa Bligo merupakan salah satu Desa Berdaya Rumah Zakat di wilayah Kab. Magelang, Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Bligo tidak banyak berbeda dengan desa berdaya Rumah Zakat lainnya di wilayah Jawa Tengah, yakni udaranya sejuk, di kelilingi sawah, dan masyarakatnya ramah. Hal yang membedakan adalah semangat warganya yang ingin mengubah wajah desa yang biasa saja menjadi desa wisata dan dikenal hingga seluruh Indonesia. “Desa Bligo ini punya banyak kelebihan, sayang jika tidak dikelola dengan baik dan dimanfaatkan. Tinggal sumberdaya manusianya saja yang mau atau tidak mengelolanya dengan baik,” tutur Sumardi penggerak karang taruna Desa Berdaya Bligo.
Desa Wisata merupakan impian bagi warga Bligo, sejak tahun 2015 para penggerak karang taruna bersama Wimbo, Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat kemudian bersama-sama merintis Desa Bligo menjadi salah satu Desa Wisata yang ada di Magelang. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengedukasi warga agar dapat menjaga dan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan baik.
Desa Bligo dilalui oleh dua sungai besar, yaitu Kaliprogo dan Mataram. Yang kemudian salah satunya dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. “Sungai Mataram lebih dekat dengan desa, arusnya juga tidak terlalu deras, jadi bisa dimanfaatkan untuk fun tubing,” kata Sumardi. Keinginan warga memanfaatkan Sungai Mataram menjadi lokasi wisata sudah ada sejak lama, namun karena kendala biaya dan belum memadainya sarana serta prasaran akhirnya baru dapat terealisasi tahun ini.
Menurut Sumardi, dengan memanfaatkan sungai sebagai salah satu lokasi wisata, warga sekitar pun akan terbantu dari sisi ekonominya. Meningkatnya perekonomian warga memang menjadi poin penting terwujudnya Desa Wisata Bligo. “Dengan membaiknya tingkat perekonomian warga, semoga diikuti juga dengan meningkatnya pendidikan warga Desa Bligo,” kata Sumardi.
Saat ini baru ada 10 unit fun tubing yang dapat digunakan untuk mengarungi Sungai Mataram, dengan tiga orang guide yang menjaganya. Menurut Sumardi fun tubing ini baru di coba setelah lebaran lalu oleh warga sekitar dan mereka antusias mengikuti kegiatan ini. Wimbo pun menuturkan jika sungai menjadi salah satu lahan penghasilan warga maka tidak akan ada lagi warga sepanjang sungai yang membuang sampah sembarangan. Ide menjadikan sungai sebagai lokasi wisata fun tubing pun salah satunya dipicu oleh keinginan agar Sungai Mataram tetap bersih dan jernih tanpa sampah.
![]() |
merintis desa wisata |
Kami bertemu pak Baidhowi di pondok Laranta miliknya dan bercerita bahwa dulunya mulai merintis konsep desa organik ini pada tahun 2007. Tidak mudah pada awalnya untuk menyadarkan masyarakat disini yang sudah terbiasa menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia untuk pertanian, peternakan dan perikanan. Di tahun 2009 baru setengah hektar saja tanah pertanian saja yang menggunakan konsep organik, sebagian besar belum. Mereka beralasan bila menggunakan konsep organik kuatir hasil pertanian mereka akan turun dan kurang praktis penerapannya. Padahal, dengan pemakaian pupuk dan obat-obatan kimia itu jangka panjangnya akan menyebabkan tanah pertanian tidak subur dan adanyanya kandungan kimia dari hasil pertanian dan lainnya yang jangka panjangnya tidak menyehatkan bila di konsumsi. Melihat besarnya potensi konsep organik bagi perekonomian desa ini, saya tidak menyerah dan terus berusaha. Perlu waktu 4 tahun untuk mengubah pola pikir masyarakat, baru pada tahun 2013, sudah mulai ada kemajuan perubahan yaitu peningkatan jumlah lahan pertanian yang menerapkan konsep organik menjadi 25 hektar, meskipun dari hasil uji lab baru 11 hektar yang benar-benar menerapkan, sisanya masih campuran organik dan kimia. Tapi, tidak masalah, setidaknya sudah terlihat ada kemauan untuk berubah dari masyarakatnya. Barulah kemudian di bulan Juni 2013 hasil produksi pertanian dari lahan 25 hektar dinyatakan benar-benar organik dan telah mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi organik seloliman (lesos) dengan kategori sebagai kawasan dengan sistem produksi organik. Disini ada 4 kluster sebagai penunjang kegiatan desa wisata, yaitu sumber daya manusia (SDM), pertanian, Perikanan, atraksi dan kuliner. Masing-masing kluster memiliki peran sesuai bidangnya. Anggotanya sekitar 125 orang yang terdiri dari pemuda dan pelajar desa setempat yang akan jadi pemandu para pengunjung menelusuri setiap sudut desa. Kami di ajak pak Baidhowi untuk melihat langsung penerapan konsep organik mulai dari padi, sayur-sayuran, buah-buah dan perikanan. Tidak hanya melihat hasilnya saja, pengunjung juga bisa belajar langsung bagaimana menanam sayur-sayuran organik dibawah bimbingan pokja, memetik buah-buahan, belajar perikanan organik seperti budidaya lele, nila, patin dan koi, juga pembuatan pupuk organik. Selain menyediakan hasil alam pengunjung juga bisa berkuliner menikmati masakan yang disediakan oleh warung-warung yang ada disini, jangan kuatir dijamin semua masakan disini dari hasil organik dan menyehatkan, kata pak Baidhowi.
Sungai ini relatif tenang atau arusnya tidak besar pada musim kemarau dan berarus besar pada musim penghujan bahkan bisa menimbulkan banjir. Shelter point wisata raffting ini dibangun persis disebelah jembatan kira-kira 3 Km dari pasar Wonosari, sekaligus sebagai start. Waktu tempuh menyusuri aliran sungai ini kira-kira sekitar 2-3 jam dengan panjang lintasan 14 Km, dengan berbagai jenis jeram/arus sungai mulai dari kecil hingga besar cukup untuk memacu adrenalin. Sepanjang perjalanan juga disuguhi pemandangan tebing-tebing yang ada ditepi sungai seakan kita masuk melewati sebuah terowongan/gua tanpa atap, sesekali juga terlihat beberapa gua tempat sarang kelelawar, kera-kera liar dihutan tepi sungai dan 3 air terjun. Wisata ini dipandu dengan tim rescue dan guide yang telah berpengalaman dan bersertifikat, jadi jangan kuatir meski masih pemula. Pengunjung pun bisa coba atraksi lompat dari tebing bila berani dan tentunya semua pengunjung telah diasuransikan.
Desa Bligo merupakan salah satu Desa Berdaya Rumah Zakat di wilayah Kab. Magelang, Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Bligo tidak banyak berbeda dengan desa berdaya Rumah Zakat lainnya di wilayah Jawa Tengah, yakni udaranya sejuk, di kelilingi sawah, dan masyarakatnya ramah. Hal yang membedakan adalah semangat warganya yang ingin mengubah wajah desa yang biasa saja menjadi desa wisata dan dikenal hingga seluruh Indonesia. “Desa Bligo ini punya banyak kelebihan, sayang jika tidak dikelola dengan baik dan dimanfaatkan. Tinggal sumberdaya manusianya saja yang mau atau tidak mengelolanya dengan baik,” tutur Sumardi penggerak karang taruna Desa Berdaya Bligo.
Desa Wisata merupakan impian bagi warga Bligo, sejak tahun 2015 para penggerak karang taruna bersama Wimbo, Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat kemudian bersama-sama merintis Desa Bligo menjadi salah satu Desa Wisata yang ada di Magelang. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengedukasi warga agar dapat menjaga dan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan baik.
Desa Bligo dilalui oleh dua sungai besar, yaitu Kaliprogo dan Mataram. Yang kemudian salah satunya dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. “Sungai Mataram lebih dekat dengan desa, arusnya juga tidak terlalu deras, jadi bisa dimanfaatkan untuk fun tubing,” kata Sumardi. Keinginan warga memanfaatkan Sungai Mataram menjadi lokasi wisata sudah ada sejak lama, namun karena kendala biaya dan belum memadainya sarana serta prasaran akhirnya baru dapat terealisasi tahun ini.
Menurut Sumardi, dengan memanfaatkan sungai sebagai salah satu lokasi wisata, warga sekitar pun akan terbantu dari sisi ekonominya. Meningkatnya perekonomian warga memang menjadi poin penting terwujudnya Desa Wisata Bligo. “Dengan membaiknya tingkat perekonomian warga, semoga diikuti juga dengan meningkatnya pendidikan warga Desa Bligo,” kata Sumardi.
Saat ini baru ada 10 unit fun tubing yang dapat digunakan untuk mengarungi Sungai Mataram, dengan tiga orang guide yang menjaganya. Menurut Sumardi fun tubing ini baru di coba setelah lebaran lalu oleh warga sekitar dan mereka antusias mengikuti kegiatan ini. Wimbo pun menuturkan jika sungai menjadi salah satu lahan penghasilan warga maka tidak akan ada lagi warga sepanjang sungai yang membuang sampah sembarangan. Ide menjadikan sungai sebagai lokasi wisata fun tubing pun salah satunya dipicu oleh keinginan agar Sungai Mataram tetap bersih dan jernih tanpa sampah.
Selamat Datang Para Pecinta POKERS MANIA.
BalasHapusBinngung Cari WEBSITE Yang Bisa Buat Anda Mendadak Jadi Jutawan..?? Kenapa Tidak Di Coba Saja Di Jagodomino,com !!!
Sudah Terjamin FAIR PLAY 100% MEMBER VS MEMBER
Menyediakan Beberapa Meja MAS, CS Yang CANTIK DAN RAMAH , PELAYANAN CEPAT DAN MEMUASKAN
Mau Menang Dengan Mudah? Main Disini Aja!
Persentase Kemenangan Lebih Besar!
Silahkan Di UJI Kemampuan Bermain KARTU Hanya Di Website
Jagodomino,com ???
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
* LIVECHAT Jago188(dot)net
* PIN BBM : 2AF6F43D
* WA : +855717086677
* LINE : Jagodomino
Salam Sukses Jagodomino