proposal desa wisata
proposal desa wisata - Pengembangan pariwisata Indonesia Menggunakan konsepsi pariwisata budaya Yang dirumuskan dalam Undang-undang Pariwisata Nomor 09 Tahun 1990 yang menyatakan bahwa “Kepariwisataan merupakan peran penting untuk memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional dan memantapkan pembinaanya dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa”. Pariwisata budaya sebagai suatu kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan Indonesia menekankan pada penampilan unsur-unsur budaya sebagai asset utama menarik wisatawan berkunjung ke Indonesia.
Berkembangnya kelompok sadar wisata (POKDARWIS) “Sarwo Endah” Babagan yang disertai majunya industry batik tulis Lasem di Kabupaten Rembang memberikan dampak positif yang sangat luas bagi masyarakat maupun pemerintah daerah terkait dengan penyerapan tenaga kerja, penyediaan lapangan usaha, meningkatnya sumber daya manusia, serta mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi lainya dengan tidak melupakan kegiatan Sapta Pesona Pariwisata. Perlunya support dari semua pihak secara komprehansisf terhadap Pokdarwis “Babagan Sarwo Endah” dan batik tulis Lasem agar dalam upaya melestarikan batik tulis focus dan riil manfaatnya.
Selain itu banyaknya potensi sumber daya alam dan manusia dalam hal ini mempunyai potensi kepariwisataan juga bisa di gali lebih jauh, sehingga keragaman daya tarik kepariwisataan yang bi di hadirkan bisa menarik wisatawan untuk sering berkunjung di Desa Babagan.
Desa Sengi Kecamatan Talun Magelang , adalah sebuah kawasan lereng gunung Merapi yang sangat subur, dengan panorama lembah dan ngarai yang cantik.
Secara umum masyarakatnya adalah petani padi dan sayuran yang maju, hasil buminya menjadi suplaiyer daerah daerah Jogjakarta dan Semarang dan di daerah Sengi ini terdapat sentra pasar sayur Agropolitan .
Selain daerahya sentra Sayur Mayur daerah lereng gunung Merapi ini di jadikan daerah tambang pasir, untuk yang terakhir ini bagi warga Sengi cukup memprihatinkan karena terjadi kerusakan lingkungan yang cukup parah dengan tidak seimbang antara penghasilan warga dari menambang pasir dengan kerusakan lingkungan yang di hasilkan. Untuk itu beberapa warga berusaha mengatasi masalah tersebut dengan menjadikan pasir tersebut sebagai bahan kerajinan yang mampu menjadikan nilai lebih pada material pasir dibandingkan kalau hanya di tambang maka di harapkan mampu menghambat laju kerusakan lingkungan
Selain itu masyarakat desa Senggi sangat dekat dengat sosio histories sebagai manusia lereng gunung Merapi sebuah gunung yang sangat aktif di dunia yang setiap saat bisa memuntahkan lahar dan menjadi bencana dahsyat. Sebagai penghuni daerah labil tersebut masyarkat desa Sengi sangat riligius dengan diekpresikan lewat seni budaya yang sangat menarik, di daerah ini hidup aneka macam kesenian seperti tarian Klasik, wayang orang, maupun wayang kulit, seni rakyat Jatilan, Warok dan juga seni kontemporer.
Di bidang kesenian masyarakat desa Senggi ini sangat terkenal dengan Momentum Festival Lima Gunung yang di ekspos secara nasional dan sudah berlangsung lima kali berturut-turut. Di sini juga hidup beberapa seniman local yang punya reputasi nasional.
Dan di daerah ini juga terdapat artefak arkeologis yang sangat eksotis yaitu peningalan candi abad-abad ke 7 – 8 an yaitu candi Asu, Candi Lumbung dan Candi Pendem yang tertelak di tengah persawahan, suatu pemandangan yang alami.
Maka sangat tepat bila daerah tersebut di kembangkan menjadi Desa Wisata melihat dari factor potensi pendukung Obyek dan Daya Tarik wisata (ODTW) diatas juga daerah ini adalah jalur wisata Ketep Pass sebuah kawasan wisata pemandangan dan edukasi gunung Merapi – Vulcano. Juga jalur wisata segitiga Joglo Semar ( Jogja – Solo - Semarang).
Maksud dan Tujuan
1. Mengoptimalkan potensi daerah sebagai jalur distinasi OTDW wisata Ketep Pass
2. Mengoptimalkan potensi Daerah Agropolitan untuk di redesain sebagai daeah wisata Agroorganik dengan basic wisata Argo organic tersebut turis di kenalkan makanan sehat alami
3. Mongoptimalkan potensi View yang ada dan kontur tanah yang kondusif sebagai wisata Tracking dan outbond
4. Mendesain desa Sengi sebagai daerah penyangga lingkungan di lereng merapi dengan ketrampilan kerajinan di desain menjadi desa wisata Kerajinan
5. Mengangkat potensi wisata lainnya yang banyak di daerah tersebut misalnya wisata Budaya dan Wisata arkeologi
6. Menambah penghasilan masyarakat
7. Menjaga kelestarian hayati dan lingkungan hidup
Tehnis
Untuk pengembangan Desa Wisata perlu meredisain desa Senggi menjadi kawasan Desa wisata terpadu dan Representatif yaitu ;
1. Memetakan dan mengintregasikan potensi wisata yang ada seperti wisata agro, wisata Tracking dan outbond, wisata arkeologi, wisata budaya dan wisata kerajinan.
2. Menata kawasan desa dengan desain yang artistic – menarik dan unik sebagai daerah kunjungan wisata
3. Tersedianya tempat Parkir dan MCK yang presentatif
4. Tersedianya Homestay dan Resort dengan arsitekktur rumah khas lereng Gunung merapi dengan view gunung Merapi
5. Tersedianya infrastruktur yang memadahi misalnya jalan-jalan masuk yang baik
6. Tersedianya teater terbuka untuk pentas seni tradisi
7. Tersedianya aula dan lahan sebagai Laboraturium Wisata Agroorganik yaitu sebuah semi museum yang memberikan contoh dan pengetahuan tentang dunia tanaman organic.
8. Membuat workshop atau bengkel kerja pengrajin menjadi showroom yang menarik sehingga memudahkan pembeli yang hendak belanja
9. Mengadakan pelatihan tentang kepariwisataan yang berbasiskan masyarakat atau ecotorisme.
10. Promosi dengan mengikuti event pariwisata di tingkat nasional maupun international dan pembuatan website
proposal desa wisata |
Selain itu banyaknya potensi sumber daya alam dan manusia dalam hal ini mempunyai potensi kepariwisataan juga bisa di gali lebih jauh, sehingga keragaman daya tarik kepariwisataan yang bi di hadirkan bisa menarik wisatawan untuk sering berkunjung di Desa Babagan.
Desa Sengi Kecamatan Talun Magelang , adalah sebuah kawasan lereng gunung Merapi yang sangat subur, dengan panorama lembah dan ngarai yang cantik.
Secara umum masyarakatnya adalah petani padi dan sayuran yang maju, hasil buminya menjadi suplaiyer daerah daerah Jogjakarta dan Semarang dan di daerah Sengi ini terdapat sentra pasar sayur Agropolitan .
Selain daerahya sentra Sayur Mayur daerah lereng gunung Merapi ini di jadikan daerah tambang pasir, untuk yang terakhir ini bagi warga Sengi cukup memprihatinkan karena terjadi kerusakan lingkungan yang cukup parah dengan tidak seimbang antara penghasilan warga dari menambang pasir dengan kerusakan lingkungan yang di hasilkan. Untuk itu beberapa warga berusaha mengatasi masalah tersebut dengan menjadikan pasir tersebut sebagai bahan kerajinan yang mampu menjadikan nilai lebih pada material pasir dibandingkan kalau hanya di tambang maka di harapkan mampu menghambat laju kerusakan lingkungan
Selain itu masyarakat desa Senggi sangat dekat dengat sosio histories sebagai manusia lereng gunung Merapi sebuah gunung yang sangat aktif di dunia yang setiap saat bisa memuntahkan lahar dan menjadi bencana dahsyat. Sebagai penghuni daerah labil tersebut masyarkat desa Sengi sangat riligius dengan diekpresikan lewat seni budaya yang sangat menarik, di daerah ini hidup aneka macam kesenian seperti tarian Klasik, wayang orang, maupun wayang kulit, seni rakyat Jatilan, Warok dan juga seni kontemporer.
Di bidang kesenian masyarakat desa Senggi ini sangat terkenal dengan Momentum Festival Lima Gunung yang di ekspos secara nasional dan sudah berlangsung lima kali berturut-turut. Di sini juga hidup beberapa seniman local yang punya reputasi nasional.
Dan di daerah ini juga terdapat artefak arkeologis yang sangat eksotis yaitu peningalan candi abad-abad ke 7 – 8 an yaitu candi Asu, Candi Lumbung dan Candi Pendem yang tertelak di tengah persawahan, suatu pemandangan yang alami.
Maka sangat tepat bila daerah tersebut di kembangkan menjadi Desa Wisata melihat dari factor potensi pendukung Obyek dan Daya Tarik wisata (ODTW) diatas juga daerah ini adalah jalur wisata Ketep Pass sebuah kawasan wisata pemandangan dan edukasi gunung Merapi – Vulcano. Juga jalur wisata segitiga Joglo Semar ( Jogja – Solo - Semarang).
Maksud dan Tujuan
1. Mengoptimalkan potensi daerah sebagai jalur distinasi OTDW wisata Ketep Pass
2. Mengoptimalkan potensi Daerah Agropolitan untuk di redesain sebagai daeah wisata Agroorganik dengan basic wisata Argo organic tersebut turis di kenalkan makanan sehat alami
3. Mongoptimalkan potensi View yang ada dan kontur tanah yang kondusif sebagai wisata Tracking dan outbond
4. Mendesain desa Sengi sebagai daerah penyangga lingkungan di lereng merapi dengan ketrampilan kerajinan di desain menjadi desa wisata Kerajinan
5. Mengangkat potensi wisata lainnya yang banyak di daerah tersebut misalnya wisata Budaya dan Wisata arkeologi
6. Menambah penghasilan masyarakat
7. Menjaga kelestarian hayati dan lingkungan hidup
Tehnis
Untuk pengembangan Desa Wisata perlu meredisain desa Senggi menjadi kawasan Desa wisata terpadu dan Representatif yaitu ;
1. Memetakan dan mengintregasikan potensi wisata yang ada seperti wisata agro, wisata Tracking dan outbond, wisata arkeologi, wisata budaya dan wisata kerajinan.
2. Menata kawasan desa dengan desain yang artistic – menarik dan unik sebagai daerah kunjungan wisata
3. Tersedianya tempat Parkir dan MCK yang presentatif
4. Tersedianya Homestay dan Resort dengan arsitekktur rumah khas lereng Gunung merapi dengan view gunung Merapi
5. Tersedianya infrastruktur yang memadahi misalnya jalan-jalan masuk yang baik
6. Tersedianya teater terbuka untuk pentas seni tradisi
7. Tersedianya aula dan lahan sebagai Laboraturium Wisata Agroorganik yaitu sebuah semi museum yang memberikan contoh dan pengetahuan tentang dunia tanaman organic.
8. Membuat workshop atau bengkel kerja pengrajin menjadi showroom yang menarik sehingga memudahkan pembeli yang hendak belanja
9. Mengadakan pelatihan tentang kepariwisataan yang berbasiskan masyarakat atau ecotorisme.
10. Promosi dengan mengikuti event pariwisata di tingkat nasional maupun international dan pembuatan website
Komentar
Posting Komentar